31 Januari 2019

Rancang Bangun ADSB-Radar Depohar 50

Kesiapan operasional radar tidak dapat dilepaskan dari peran penting kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan di Depohar 50, yang mana sebagian besar teknologi radar yang ada saat masih merupakan teknologi lama yaitu tahun 60an, 80an, 90an serta hanya beberapa radar menggunakan teknologi terbaru yaitu Radar Master-T yang merupakan teknologi 2000an. Sesuai dengan kemajuan teknologi elektronika terutama teknologi radar, saat ini telah berkembang teknologi radar baru yaitu ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast) yang memanfaatkan GPS (Global Positioning System) dalam menentukan posisi pesawat, dengan perhitungan menggunakan GPS akan didapatkan data pesawat berupa koordinat pesawat, kecepatan, ketinggian yang kemudian dipancarkan dengan frekuensi 1090Mhz yang disebut dengan ADS-B radar.
Teknologi ADS-B tersebut telah digunakan pada teknologi radar tahun 2010an yang dimiliki oleh TNI-AU seperti radar Weibel serta Radar ATC yang berada di Lanud Iswahyudi. Upgrade kemampuan radar dengan teknologi ADS-B radar tidak serta merta dilaksanakan mengingat harga alutsista radar yang tidak murah, seperti radar Weibel dengan kemampuan teknologi ADS-B Radar dibeli dari Denmark dengan anggaran senilai 190 miliar1 rupiah. Melalui 11 program prioritas pembangunan TNI, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menempatkan modernisasi alutsista Indonesia pada point pertama prioritas pengembangan2, yang mana kegiatan modernisasi alutsista tersebut masih terkendala anggaran negara yang terbatas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Menkopolhukam3.

Melihat perlunya modernisasi alutsista, terutama alutsista radar yaitu dengan peningkatan kemampuan dengan teknologi ADS-B Radar serta mengingat keterbatasan anggaran yang ada. Depo Pemeliharaan 50 yang merupakan satuan pemeliharaan radar TNI AU dibawah kepemimpinan Kolonel Elektronika Budi R. Leman sebagai Komandan Depohar 50 dan Marsekal Muda TNI Dento Priyono sebagai Komandan Komando Pemeliharaan Materiel TNI AU (Koharmatau) berupaya melakukan analisa dan kajian untuk merancang sistem ADS-B Radar sehingga satuan radar yang awalnya hanya menggunakan teknologi PSR dan SSR, nantinya akan memiliki kemampuan berupa ADS-B radar. Sehingga diharapkan selain data pancaran PSR dan SSR, radar juga dapat menampilkan data ADS-B sehingga dapat meningkatkan kemampuan radar dalam mendukung modernisasi alutsista.

Perkembangan ADS-B di Indonesia
Pengembangan ADS-B oleh pemerintah dilakukan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Yang mana riset terhadap teknologi ADS-B telah dilakukan sejak tahun 2007 dengan nilai investasi sebesar 15 miliar rupiah.4

ADS-B Pada Pesawat Militer
Pesawat Militer pada negara-negara lain juga telah terpasang ADS-B, Pesawat militer yang telah menggunakan ADS-B adalah Amerika serikat, Rusia, United Kingdom, Kanada, Uni Emirat Arab, Australia, Prancis, dan lain-lain5. Amerika Serikat sebagai negara adidaya juga melengkapi ADS-B Radar pada pesawat tanpa awak yaitu pada RQ-4 Global Hawk UAS (Unmanned Aerial Systems) yang mana pada misi yang dilakukan di Ukraina posisi Global Hawk tersebut dapat terdeteksi pada ADS-B radar (Flight Radar24). Global Hawks dapat dilacak secara online di atas Ukraina mulai pada bulan Oktober 2016 dan saat melakukan misi 21 jam di Libya barat laut pada 4 Februari 2017 6.

RQ-4 Global Hawk USA 



RQ-4 Global Hawk yang tereteksi oleh ADS-B Radar

Diagram ADS-B yang dirancang Oleh Depohar 50
Diagram ADS-B yang dirancang oleh Depohar 50 adalah sebagai berikut:

Penjelasan diagram diatas adalah sebagai berikut:

a. Antenna (1090 Mhz). ADS-B bekerja pada frekuensi 1090 Mhz, sehingga diperlukan antenna yang bekerja dengan frekuensi tersebut. Antenna yang akan di buat merupakan type omnidirectional. Bahan utama yang digunakan sebagai elemen antenna adalah 75 Ohm coaxial cable yang digunakan untuk TV satellite atau 50 Ohm coaxial cable. Komponen lain adalah konektor, isolasi, dan pipa PVC.

b. LNA 1090 Mhz (Low Noise Amplifier). LNA terdiri dari rangkaian Amplifier atau rangkian penguat yang berfungsi untuk penguat sinyal RF (Radio Frekuensi) dari pesawat dengan frekuensi sebesar 1090Mhz. Sehingga sinyal RF yang lemah akan dikuatkan yang akan berdampak pada peningkatan jarak tangkap pada radar ADS-B yang dirancang.

c. BPF 1090 Mhz (Band Pass Filter). BPF merupakan rangkian filter yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi sebesar 1090 Mhz, kemudian akan meredam frekunsi dibawah dan diatas frekuensi tersebut. Sehingga hanya sinyal dengan frekuensi sebesar 1090MHz saja yang akan dilewatkan.

d. Receiver. Receiver merupakan hardware yang berfungsi untuk menerima dan mengolah sinyal RF yang berasal dari transponder pesawat, yang mana berfungsi untuk mengolah sinyal analog menjadi sinyal digital.

e. Power Supply. Rangkian Power Supply yang digunakan adalah sebesar 5 Volt dan 12 Volt,yaitu sebagai supply untuk LNA

f. PC (Personal Computer). PC berfungsi untuk mengolah data output dari Receiver, yaitu untuk menampilkan data sinyal RF dari pesawat yang telah menjadi data digital karena telah diolah oleh receiver. Tampilan data ADS-B radar pada pesawat meliputi data berupa No register ICAO, identifikasi, speed, heading, altittude, koordinat pesawat (Latitude & Longitude), squak number.

Sistem ADS-B Depohar 50 Hasil Perancangan. Sistem ADS-B Depohar 50 hasil perancangan terdiri dari System ADS-B, Monitor LED, Antenna, Mouse/Keyboard Wireless serta kabel antenna dengan gambar sebagai berikut:


Pengujian ADS-B Depohar 50 di Lingkungan Kantor Depohar 50
Dari pengujian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa ADS-B Depohar 50 yang dibuat sudah dapat berfungsi dengan baik, yaitu dapat menampilkan data pesawat dengan jarak maksimal sekitar 130Nm. Kondisi tersebut masih terkendala lingkungan Depohar 50 yang merupakan bukan dataran tertinggi di wilayah solo serta banyaknya obstacle berupa gedung.



Pengujian ADS-B Radar di Depohar 50


3 Pesawat latih TNI-AU (Grob) yang tertangkap dengan ident J811, J674 dan J847

Pengujian ADS-B Depohar 50 Di Tower Radar ATC Lanud Iswahyudi Madiun
Pengujian selanjutnya dilaksanakan di tower ATC radar di madiun, pengujian yang dilaksanakan sekaligus melaksanakan perbandingan hasil ADS-B Depohar 50 dengan hasil ADS-B pada radar ATC Madiun. Jarak jangkau yang dihasilkan adalah 230 Nm. Kondisi tersebut dikarenakan pada tower radar ADS-B di madiun sudah minimum obstacle.


Pengujian ADS-B Depohar 50 di Tower Satrad 215 Congot
Pengujian berikutnya dilaksanakan di tower Satrad 215 Congot pada tanggal 4 sd 5 Oktober 2018, pengujian yang dilaksanakan sekaligus melaksanakan pembandingan hasil ADS-B Depohar 50 dengan hasil ADS-B pada radar Weibel. Jarak jangkau terjauh yang ditangkap ADS-B Depohar 50 adalah 275 Nm.



Sertifikasi ADS-B Depohar 50 oleh Dislitbangau dan Dislambangja
ADS-B Depohar 50 sudah dilaksanakan sertifikasi oleh Tim Dislitbangau dan Dislambangjaau, yang menyatakan bahwa ADS-B Depohar 50 merupakan jenis pengawas lalu lintas udara untuk mendukung operasi radar, dengan spesifikasi sebagai berikut:

  1. Power supply :220V/50Hz 
  2. Frekuensi :1090 Mhz 
  3. Deteksi Maksimum :230 Nm
  4. Deteksi Minimum :10 Nm 
  5. Jangkauan :360 ยบ
  6. Jenis Antenna :Omnidirectional
  7. Jenis :Portable
  8. System Operasi : Win Xp, Win 7 dan Win 10
  9. Tampilan : Latitude, Longitude, Speed, Heading Altitude, Identifikasi, Jarak dan Squawk Number.
Sertifikasi dari Dislitbangau dan Dislambangjaau adalah sebagai berikut:


Link terkait:
  1. https://jogja.antaranews.com/berita/347566/satradar-congot-dilengkapi-radar-weibel-buatan- denmark
  2. https://indonesiana.tempo.co/read/122036/2018/01/27/leotolstoy699/11-program-prioritas-tni- cara-panglima-menjawab-tantangan
  3. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180313141538-20-282589/wiranto-akui-modernisasi- alutsista-terkendala-anggaran
  4. http://dephub.go.id/post/read/ads-b,-sistem-navigasi-berbasis-satelit-karya-anak-bangsa-segera- diproduksi-masal
  5. http://www.flyingnut.com/adsbmap/adsbMilitaryObs.php
  6. https://theaviationist.com/tag/ads-b/

0 komentar:

Posting Komentar